Anomali gigi
yaitu gigi yang bentuknya menyimpang dari bentuk aslinya. Geminasi dan fusi atau yang dikenal sebagai gigi
kembar merupakan salah satu bentuk anomali
atau kelainan pada gigi. Geminasi adalah suatu keadaan satu benih gigi yang mengalami
proses pemisahan tidak sempurna pada saat perkembangannya, sehingga mahkotanya
tampak terbelah menjadi dua tetapi memiliki satu akar.
Geminasi lebih sering terjadi pada gigi seri sulung rahang bawah dan gigi seri permanen rahang atas. Secara klinis terlihat sebagai mahkota yang terbelah menjadi dua. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat mengalami geminasi. Perawatan geminasi dapat dilakukan dengan mengeluarkan struktur/daerah gigi yang mengalami geminasi kemudian mahkotanya diperbaiki dan dibentuk ulang. Selain itu juga dapat dengan mengurangi lebar mesio-distal gigi atau preparasi jaket dan dibungkus dengan mahkota jaket.
Gambaran foto rontgen periapikal
dari geminasi
Fusi
diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan lapisan email atau dentin dari
dua atau lebih gigi yang berdekatan sehingga menghasilkan struktur yang tidak
normal. Faktor penyebab terjadinya fusi belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan
fusi terbentuk
karena adanya tekanan waktu pembentukan akar.
Pendapat lain mengemukakan bahwa fusi terjadi akibat gaya fisik yang
mengakibatkan nekrosis jaringan epitel di antara dua benih gigi yang berdekatan
sehingga berkontak dan menyatu dan ada juga yang berpendapat bahwa kelainan ini
muncul secara kebetulan dan terjadi akibat faktor ras dan keturunan atau
genetik.
Fusi lebih
sering terjadi pada gigi sulung daripada gigi permanen dan gigi seri adalah
gigi yang paling sering terkena. Anomali ini dapat terjadi pada satu (unilateral)
atau dua sisi (bilateral) dan prevalensinya diperkirakan sekitar 0,5-2,5 % pada
gigi sulung dan 0,1 % pada gigi permanen. Prevalensi pada gigi sulung anak-anak
lebih banyak terjadi kemungkinan karena pada anak-anak lebih sering terjadi
trauma akibat jatuh saat bermain dan gigi seri yang terletak di depan adalah
daerah yang paling rentan mengalami trauma.
Secara klinis, geminasi dan fusi terlihat sama dan
mungkin sulit untuk dibedakan serta harus dilihat pada hasil foto rontgen untuk
membedakannya secara pasti. Tetapi untuk menentukan diagnosis sementaranya
apakah itu geminasi atau fusi, dapat dilakukan dengan menghitung jumlah gigi. Misalnya
pada gigi anak-anak rahang bawah jumlahnya 10 gigi. Pada kasus geminasi, karena
1 gigi terbelah menjadi 2, maka jika kita menghitung jumlah giginya, akan
terdapat kelebihan 1 gigi menjadi 11,
sedangkan pada fusi (dua gigi berdempet menjadi satu) tidak ditemukan kelebihan
gigi.
Sumber gambar: Carranza's Clinical Periodontology edisi 10 dan Color Atlas of Periodontology oleh Rateischak EM, Wolf HF, Hassel TM
Tidak ada komentar
Posting Komentar