Season 2 - Tahap Preklinik

Awal memilih masuk FKG adalah karena terbayang di masa depan akan menjadi seorang dokter gigi, sehingga menjadikan FKG pilihan pertama pada saat test masuk. Tetapi ada pula yang masuk FKG ini merupakan pilihan kedua karena tidak lolos di FK, alias terdampar, hehehe... But it’s okay.... Mau pilihan pertama kek, kedua kek, dipilihkan oleh orang tua kek, apa pun itu, toh semuanya terkumpul jadi satu di institusi ini.

Tidak pernah terlintas di pikiran, pendidikan untuk menjadi seorang dokter gigi seperti apa dan memakan waktu berapa lama. Perkiraan pertama hanya memakan waktu sekitar 4 tahun  seperti di fakultas lainnya atau kalau tersendat di tengah jalan paling lama 5 tahun untuk menyelesaikan pendidikan. Ternyata....

Untuk menjadi dokter gigi harus menempuh dua tahap yaitu jenjang preklinik dan kepaniteraan klinik atau coass. Pada jenjang preklinik, materi yang diterima berupa teori, praktikum di phantom dan belum bisa mengerjakan kasus di pasien. Tahap ini diselesaikan dalam waktu 8 semester atau 4 tahun (saat itu masih memakai kurikulum lama, sekarang sudah bisa ditempuh dalam waktu 3 atau 3,5 tahun). Setelah menyelesaikan tahap preklinik selama 4 tahun, mahasiswa akan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi/SKG atau dokter gigi muda dan melanjutkan ke tahap kepaniteraan klinik atau coass selama 2,5-3 tahun (sekarang sudah bisa diselesaikan dalam waktu 1,5-2 tahun). Pada tahap kepaniteraan klinik, teori yang sudah didapatkan selama masa preklinik, diaplikasikan dengan mengerjakan pasien. Apabila kedua tahap ini telah dilalui, barulah gelar dokter gigi bisa melekat pada nama kita.

Jumlah SKS yang harus diselesaikan dalam masa preklinik adalah 144 SKS. Berikut nama mata kuliahnya:


No. Mata Kuliah SKS
1.   Pendidikan Pancasila 2
2.   Pendidikan Agama 2
3.   Pendidikan Kewarganegaraan 2
4.   Wawasan Sosial Budaya Bahari 2
5.   Wawasan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni 2
6.   Bahasa Indonesia 2
7.   Bahasa Inggris 2
8.   Fisik 3
9.   Kimia 3
10.   Biologi 3
11.   Embriologi dan Genetika 2
12.   Dasar Teknik Gigi 3
13.   Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku 2
14.   Anatomi dan Embriologi Gigi 3
15.   Metodologi Penulisan 2
16.   Anatomi Collifacialis 3
17.   Kedokteran Gigi Kehakiman 2
18.   Instrumentasi dan Sterilisasi 2
19.   Oral Biologi I 3
20.   Biokimia 3
21.   Radiologi 2
22.   Ilmu Kedokteran Jiwa 2
23.   Ilmu Gizi 2
24.   Oklusi 2
25.   Oral Patologi 3
26.   Dasar Ortodonsi 3
27.   Oral Biologi II 4
28.   Oral Medicine I 3
29.   Farmakoterapi Kedokteran Gigi 3
30.   Operative Dentistry 4
31.   Gigitiruan Lepasan 3
32.   Ortodonsi Lanjutan 3
33.   Oral Medicine II 3
34.   Metodologi Penelitian dan Biostatistik 3
35.   Dasar-dasar Bedah Mulut Kedokteran Gigi 4
36.   Teknik Lab Gigitiruan Lepasan 4
37.   Gigitiruan Cekat 4
38.   Dasar-dasar Periodontologi 3
39.   Dasar-dasar IKGA 3
40.   Endodontik dan Restorasi post-endo 4
41.   Bedah Mulut Lanjutan 3
42.   Teknik Lab Ortodonsi 3
43.   Teknik Lab. Gigitiruan Cekat 3
44.   Dasar Umum Klinik Kedokteran Gigi 4
45.   Periodontologi Lanjutan 3
46.   IKGA Lanjutan 3
47.   Epidemiologi dan Pencegahan Kedokteran Gigi 3
48.   Gerodontologi 3
49.   Skripsi 4
50.   Ko-kurikuler 1
51.   Kuliah Kerja Nyata/KKN 4
Total SKS 144
Itulah semua mata kuliah di tahap preklinik. Tapi kalau tidak salah pada tahun 2003 terjadi perubahan kurikulum, ada mata kuliah yang diintegrasikan sehingga sebagian mata kuliah yang sudah diambil menjadi tidak terpakai.

Mata kuliah semester awal rata-rata adalah mata kuliah umum, kuliahnya di LT 3, LT 5, LT 8. Ntah apa kepanjangan LT ini yang jelas bukan lantai karena semuanya letaknya di lantai 1. Dari hasil menyimpulkan sendiri, LT mungkin adalah Lecture Teatre karena tempat duduknya seperti teater di bioskop-bioskop.

Praktikum pertama yang berhubungan dengan gigi adalah anatomi gigi. Pada praktikum kali ini, mahasiswa disuruh mengumpulkan gigi manusia berjumlah 50. Dengan berbagai cara, mulai dari meminta di senior, mencari dan membeli ke puskesmas-puskesmas, (ada puskesmas yang perawatnya suruh ambil saja, ada juga yang menjualnya), ke balai pengobatan gigi yang dulu berada di Jalan Bulusaraung, sampai door to door ke tempat praktik dokter gigi, dan akhirnya tercapai juga, 50 gigi yes. Hufff.... awal yang mengesankan..... mencari gigi keliling dunia. Di praktikum ini juga, diajarkan untuk mengukir gigi menggunakan malam merah (sejenis bahan yang berbahan dasar lilin), menggambar gigi yang proporsional (mahokta dan akar seimbang) dan mengidentifikasi gigi dalam waktu yang sangat singkat. Dalam waktu beberapa detik saja sudah harus bisa menentukan gigi apa kemudian berpindah lagi ke soal berikutnya yang ditandai dengan bunyi pukulan lonceng ting ting ting...

Pada saat akan praktikum, paling tidak 15 menit sebelum praktikum semua sudah harus berkumpul di depan pintu ruangan praktikum berjejer lengkap dengan segala atribut dan alat-alat yang akan dipakai karena sebentar lagi para asisten akan memeriksa segala perlengkapan itu. Satu saja tidak ada, jangan harap bisa lolos masuk. Setelah masuk ruangan, duduk di kelompok masing-masing dan silakan siapkan kertas selembar dua lembar untuk responsi. Tidak lulus responsi, silakan keluar dulu belajar sampai lulus.

Praktikum lain yang mengesankan adalah dental teknik. Saat menunggu di depan pintu lab bersama teman-teman lainnya, di pintu yang sudah dibuka oleh pegawai tergantung gembok yang tidak dikunci, pikiran jahat melayang untuk merapatkan gembok dan mengunci pintu lab. Bersama dengan teman, akhirnya sepakat untuk mengunci lab. Sebenarnya yang ngunci teman yang lain, cuma saya yang menghasut. Dan terkuncilah. Alhasil, praktikum pada hari itu batal karena kunci lab nya dipegang oleh pegawai yang sudah pulang dan tidak ada lagi kunci cadangan. Semua mahasiswa pulang hore-hore tidak ada praktikum. Sementara seorang asisten marah minta ampun (kak Aco maafkan diriku, hehehehh.... habis galak, xixixixi... tapi pas di coass ternyata baik sekali, heheheheh). Akhirnya keesokan harinya karena tidak tenang, kami melaporkan diri dan menyatakan bersalah dengan hukuman membuat ukiran gigi dari gips dengan ukuran super jumbo.

Selanjutnya dalam semester-semester berikut, masih banyak praktikum yang harus memakai gigi utuh, jadi sepanjang kuliah menjadi kolektor gigi sudah merupakan pekerjaan tetap. Pekerjaan lainnya adalah cetak-mencetak, mengecor hasil cetakan dengan gips (bahan seperti semen), membengkok-bengkokkan kawat dengan tang (kawatnya yang bengkok atau justru tangannya yang bengkok?), masak-masak gigitiruan dalam kuvet, dan lain-lain. Yahhh... kurang lebih sama lah dengan pekerjaan tukang, heheheh.....

Kalau dalam perkuliahan biasa, biasanya kalau sudah mulai bosan, tukang pos mulai bekerja karena sms kertas pun berjalan untuk menggosipkan macam-macam. Alhasil materi yang diberikan  tidak dicatat. Tapi tenang saja, kalaupun tidak mencatat materi, di angkatan ini sudah ada juru tulisnya yaitu Diana Karema. Menjelang ujian, mulai banyak yang memfotocopy catatannya dan tulisannya pun beredar.

Masih banyak kisah yang lainnya lagi, tetapi kalau mau dituangkan dalam tulisan ini, berkilo-kilo meter panjangnya juga tidak akan cukup. Masing-masing mempunyai cerita sendiri-sendiri, tapi secara umum, gambarannya kurang lebih sama seperti di atas. Sampai jumpa di “Edisi Kenangan Season-3”

Tidak ada komentar

Posting Komentar