CAGAR BUDAYA TUGU DOTU LOLONG LASUT MANADO, SULAWESI UTARA

Sulawesi Utara merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di ujung pulau berbentuk “K” atau pulau Sulawesi. Provinsi yang beribukota Manado ini memiliki sejumlah cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya.

Salah satu di antaranya adalah Tugu Dotu Lolong Lasut. Tugu Dotu Lolong Lasut merupakan makam dari Dotu Lolong Lasut. Tugu ini terletak di jalan Dotu Lolong Lasut kelurahan Pinaesaan, kecamatan Wenang. Daerah ini sangat ramai oleh orang dan kendaraan yang lalu lalang karena letaknya di pusat kota Manado atau daerah pasar 45. Kondisi ini mengakibatkan tugu tersebut menjadi tampak kurang terawat karena banyak orang membuang sampah di sekitar tugu walaupun di belakang tugu telah dibuat himbauan untuk menjaga dan melestarikan situs bersejarah ini.

Tugu Dotu Lolong Lasut ini dikelilingi dengan besi dan berukuran tidak lebih dari 5x5 meter. Letaknya di pinggir jalan dan sangat dekat dengan tiang listrik. Di bagian belakang, samping kiri dan kanannya diapit oleh area pertokoan yang padat.

Kondisi Tugu Dotu Lolong Lasut.

Foto : Dokumentasi pribadi

Dotu Lolong Lasut dikenal juga dengan nama Ruruares Teterusan. Teterusan adalah gelar yang diberikan kepada seorang panglima perang. Beliau adalah seorang tokoh perjuangan yang disegani dan dihormati oleh masyarakat Sulawesi Utara terlebih khusus masyarakat Manado. Keberhasilannya dalam memimpin penduduk setempat untuk mengusir penjajah asing Portugis dari negeri Wenang yang kini dikenal sebagai Manado, membuat nama Dotu Lolong Lasut tetap dikenang sepanjang masa.

Pada sisi depan Tugu Dotu Lolong Lasut terdapat tulisan yang menggunakan ejaan lama dan huruf kapital “DOTU LOLONG LASUT ALIAS RURUARES TETERUSAN DAN KEP. AGAMA TOMBULU JANG SUDAH MERINTIS DAN MEMBANGUN TUMANI NEGERI WENANG KEMUDIAN BERKEMBANG MENDJADI MANADO. NOV. 1450 MENINGGAL: 1520.” Di bawah tulisan tersebut terdapat gambar pulau Sulawesi.

Tugu Dotu Lolong Lasut (sisi depan).

Foto: dokumentasi pribadi

Tugu ini dibangun pada tanggal 15 Desember 1970 oleh Gubernur H.V. Worang yang saat itu berpangkat Brig.djen TNI. Hal ini dapat diketahui dari tulisan yang terdapat di belakang nisan tugu.